Mengubah Mentalitas memang tidaklah mudah, seiring berkembangnya jaman dan tehnologi, manusia semakin dimudahkan bahkan dalam artian kasar Dimanjakan dengan segala sesuatu yang ada di jaman sekarang. "REVOLUSI MENTAL" menjadi slogan yang diunggulkan oleh presiden Indonesia ke-7 Bapak Ir. Joko Widodo, yaa, benar apa yang saat ini dilakukan oleh Pak Jokowi (panggilan akrab beliau), masyarakat khususnya di Indonesia harus berbenah terutama pada sisi Mentalitas yang dianggap beliau menjadi dasar untuk mengubah dan membangun yang lainnya. Jika dari diri sendiri sudah baik, tentu dapat memberi pengaruh yang baik pula untuk lingkungan sekitarnya. Sasaran dari hal tersebut kini adalah anak remaja / anak anak muda yang notabene  adalah generasi penerus bangsa, kalau anak anak muda saja saat ini sudah mulai terpuruk, bagaimana kelanjutan bangsa ini ? sebuah pertanyaan yang miris didengar, untuk itu sebagai Kaum Muda yang Beriman sudah layak dan sepantasnya untuk melakukan perubahan. Berani untuk memulainya adalah kata yang tepat untuk mengawali perubahan tersebut. Berikut ada sedikit cerita dari teman-teman kita anak-anak muda SMA/SMK se-Surakarta dalam kegiatan untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik.
----------------------------------------------------------------------------
Retret Leadership Training Course adalah kegiatan yang diadakan oleh Ikatan Siswa-siswi Katolik Surakarta (ISKS), dimana di tahun 2015 ini diadakan pada tanggal 12 mei 2015 sampai dengan 14 mei 2015 yang bertempat di Rumah Retret Santa Maria Tawangmangu. Diikuti oleh 29 siswa-siswi kelas X yang terdiri dari pelajar SMA/K se-Surakarta.
Kegiatan dimulai saat para peserta berdatangan untuk melakukan keberangkatan, disana terlihat bahwa masih ada canggung satu sama lain karena adanya perbedaan sekolah masing-masing. Terlihat para peserta masih malu malu untuk duduk bersebelahan dengan teman dari sekolah lain, kebanyakan masih menggerombol bersama teman satu sekolah atau teman yang dulu pernah satu bangku sekolah (SD/SMP).
Sesampainya mereka di Rumah Retret mereka mau tidak mau akan melakukan dinamika yang cukup intesif dan akan bersifat kebersamaan, sehingga mau tidak mau mereka akan salin berdinamika dengan teman yang dari sekolah lain. Sanggat terlihat saat dimana mereka berkenalan satu sama lain, dengan raut muka yang masih malu malu dan canggung mereka memperkenalkan diri dihadapan teman teman baru. Maka dari itu dinamika dalam retret ini dibuat sedemikian rupa untuk menggabungkan dan menyatukan teman-teman yang mempunyai latar belakang baik sekolah maupun kepribadian yang berbeda-beda. Supaya diharapkan sepulang mereka dari retret ini dapat memberikan kesan yang baik dan diharapkan pula supaya bisa menjadi keluarga baru bagi para peserta.
Kegiatan kegiatan dilakukan oleh para perserta, baik sesi indoor, maupun outdor, hari demi hari dilalui, sesi demi sesi dilalui tak lupa disetiap kegiatan peserta ditekan kan maksud dan tujuan mereka untuk mengikuti kegiatan LTC ini, yang awalnya hanya “disuruh mas kristo”  atau pun “gatau, aku diajakin temen aja” kemudian berubah menjadi sebuah kesan yang sangat mendalam bahwa mereka mengikuti kegiatan ini bukan hanya sekedar ikut dan bersenang-senang dengan meninggalkan pelajaran, namun dalam kegiatan ini mereka belajar, berproses, berkembang, dan menemukan hal baru yang akan dibawa sebagai bekal dalam dinamika mereka selanjutnya. Terlihat nyata saat yang awalnya hanya pendiam, dan tidak mau ikut bergabung asik-asikkan  dengan yang lain kemudian menjadi aktif, riang, dan mau membuka diri untuk bersama orang lain. Lalu ada pula yang awalnya untuk mengungkapkan pendapat atau ngomong saja takut kemudian menjadi proaktif, dan mampu mengungkapkan pendapatnya didepan teman-teman, hal tersebut sangat terlihat dalam sesi debat. Tak lupa pula dimana saat pertama kali mereka berjumpa, masih malu malu, masih canggung, enggak berani ngobrol sudah berubah menjadi kebersamaan satu sama lain, sudah mulai akrab dan satu sama lain bertegur sapa tidak malu malu.
Dalam kegiatan LTC ini adalah moment dimana mereka para peserta mendapatkan hal baru dan pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan, yaitu sosialisai pasar, dimana peserta diminta untuk berbelaja dipasar guna kebutuhan kegiatan mereka selanjutnya, dan membantu orang orang yang membutuhkan dipasar, seperti pedagang, tukang parkir, kuli panggul dan sebagainya, hal ini sangat bermanfaat karena banyak diantara mereka yang ternyata baru kali itu memasuki kawasan pasar dan berdinamika dipasar.
            Dengan hal tersebut maka para peserta telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik untuk pribadinya masing-masing, dan juga dengan waktu yang terhitung singkat mereka dapat beradaptasi dan membiasakan diri dengan lingkungan yang bisa dibilang sangat baru untuk mereka, baik dalam mengenal sesama peserta ataupun para panitia yang mendampingi mereka selama retret.

Selamat memaknai diri sebagai orang muda katolik didunia yang sebenarnya. VIVA ISKS!!!



Foto-foto Kegiatan  :

















































































































































































































Story by : Petrus Iwan Cahyo Nugroho (@31)